BPS Prov. NTB : Sebanyak 84 Ribu Orang NTB Pengangguran

Mataram (5/11/2019) – Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat merilis jumlah pengangguran di NTB dalam satu tahun terakhir. Secara absolut pengangguran bertambah sekitar 1.260 ribu orang, akan tetapi kenaikan pengangguran jauh lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk yang bekerja sehingga TPT turun sebesar 0,3 persen poin dari 3,72 persen (Agustus 2018) menjadi 3,42 persen pada Agustus 2019.
Apabila dilihat menurut tingkat pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada penduduk dengan pendidikan tamatan sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu sebesar 9,63 persen
Dibandingkan setahun yang lalu, terjadi penurunan tingkat pengangguran di perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar 0,20 persen dan 0,40 persen.
Kepala BPS NTB Suntono, mengatakan kenaikan jumlah pengangguran di NTB jauh lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan jumlah penduduk yang bekerja, sehingga tingkat pengangguran terbuka (TPT) turun sebesar 0,3 persen dari 3,72 persen per Agustus 2018 menjadi 3,42 persen pada Agustus 2019.
“Apabila dilihat menurut tingkat pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada penduduk dengan pendidikan tamatan sekolah menengah kejuruan (SMK), yaitu sebesar 9,63 persen,” katanya.
Penduduk yang bekerja sebanyak 2.387,04 ribu orang, bertambah sekitar 232,92 ribu orang atau sebesar 10,81 persen. Persentase penduduk yang bekerja pada kegiatan informal turun sebesar 0,77 persen poin dibanding tahun 2018.
Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat pengangguran dan penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada. Jumlah penduduk yang bekerja pada tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Agustus 2019, penduduk NTB paling banyak bekerja pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yaitu sebanyak 727,41 ribu orang (30,47 persen), disusul oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil sebanyak 476,99 ribu orang (19,98 persen) dan Industri Pengolahan 316,65 ribu orang (13,27 persen).
Dalam kajian fenomena ketenagakerjaan di Indonesia terdapat fenomena yang menarik. Dimana fenomena ketenagakerjaan akan berulang atau merupakan sebuah siklus. Fenomena ketenagakerjaan Februari akan mirip dengan Februari, sedangkan fenomena ketenagakerjaan Agustus akan mirip dengan Agustus. Fenomena ketenagakerjaan bulan Februari berbeda dengan Agustus, sehingga akan sangat berbeda hasilnya jika analisis dilakukan antara Februari dengan Agustus.
Bencana gempa yang terjadi pada Agustus 2018 menyebabkan berkurangnya wisatawan yang datang ke NTB, hal tersebut berpengaruh pada berbagai sektor sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan pengangguran. Namun demikian setelah pasca gempa, NTB telah berbenah, maraknya pembangunan fisik terutama di wilayah gempa serta dan bangkitnya sektor-sektor lapangan usaha yang terkait dengan pariwisata mengakibatkan penurunan pengangguran di tahun 2019 karena banyak penduduk yang terserap ke pasar kerja, terutama pada sektor kontruksi, informasi dan komunikasi dan penyediaan akomodasi makan dan minum.
Suntono menambahkan dilihat dari tingkat pendidikan, pada Agustus 2019, TPT untuk penduduk dengan pendidikan tertinggi SMK paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain yaitu sebesar 9,63 persen. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Diploma I/II/III sebesar 6,66 persen, diikuti Sekolah Menengah Umum sebesar 6,07 persen. Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, hal tersebut terlihat dari rendahnya TPT SMP ke bawah. TPT tertinggi berikutnya terdapat pada Diploma I/II/III sebesar 6,66 persen, diikuti sekolah menengah umum sebesar 6,07 persen.
“Mereka yang berpendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, hal tersebut terlihat dari rendahnya TPT sekolah menengah pertama ke bawah,” ujarnya.
Menurut Suntono, upaya untuk mengurangi tingkat pengangguran terbuka perlu dilakukan secara terpadu oleh pemerintah daerah dengan dunia usaha dan dunia industri.
Salah satu yang penting untuk dilakukan adalah memperbanyak pelatihan-pelatihan, khususnya bagi lulusan SMK agar mereka lebih kompeten sehingga terserap dunia kerja. Begitu juga dengan dunia usaha dan dunia industri perlu menggalakkan informasi mengenai peluang kerja.
*) Lampiran Berita Resmi Statistik (BRS) : Kondisi Ketenagakerjaan di NTB Agustus 2019