Disnakertrans : Produk UMKM Perlu diberi sentuhan inovasi, khas dan trendy tapi tetap berbudaya
Di tengah kondisi ekonomi yang sulit, di mana harga barang kebutuhan pokok meningkat dan lapangan kerja terbatas, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Barat menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Produktivitas. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja pada usaha mikro, kecil, dan menengah di wilayah Kabupaten Lombok Tengah.
Pelatihan ini dilaksanakan di Kantor Desa Ganti, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, mulai tanggal 3-7 Juni 2024 dan diikuti oleh 25 peserta dari tujuh kelompok usaha andalan desa yang merupakan penopang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Kelompok usaha tersebut meliputi Mujur Menjahit, Usaha Ingin Maju, Warung Makan Jawa, UD. Ganti Rotan, Bebile Mekar, Zam-Zam Motor, dan Bongkar. Sebagai informasi 2 UMKM adalah penerima bantuan peralatan usaha dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2022, yaitu Mujur Menjahit dan Usaha Ingin Maju.
Dalam sambutan pembukaannya Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos, M.H menyoroti pentingnya inovasi dan kreativitas dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini. Ia mengatakan peningkatan produktivitas dan kualitas adalah kunci utama untuk mempertahankan dan meningkatkan daya saing usaha. Apalagi sejak terpilihnya KEK Mandalika sebagai Destinasi Super Prioritas Nasional dan akan dibangun sembilan hotel bintang lima.
“Perkembangan sektor pariwisata di KEK Mandalika akan berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan yang datang. Kita harus bisa menjadikan budaya lokal sebagai contoh, bukan terpengaruh oleh budaya mereka,” tegas Aryadi.
Ia menekankan pentingnya memperkenalkan nilai-nilai luhur budaya Sasak, seperti bercocok tanam gogo rancah, proses pembuatan kopi, anyaman dan berbagai produk olahan yang khas.
“Budaya kita ini bagus dan bernilai tinggi. Ini harus dikembangkan dan dielaborasikan atau diwujudkan dalam berbagai produk yang dibuat produktif agar bisa menghasilkan. Kalau dulu belum diberikan kemasan dengan baik, sekarang kita beri sentuhan inovasi yang menarik, khas dan trendy tapi tetap berbudaya,” ujarnya.
Menurut Aryadi, keuntungan utama dari pengembangan ini adalah pelestarian budaya dan nilai tambah bagi kehidupan masyarakat. Kekhasan inilah yang dicari oleh para turis, tetapi harus diolah secara berkualitas dan disajikan dengan baik dan menarik.
“Yang pertama dilihat pasti penampilan. Kemasannya harus menarik dan memberikan informasi penting yang dibutuhkan konsumen. Yang kedua, rasa yang enak dan khas. Yang ketiga, nilai kesehatan dan keselamatannya,” jelasnya.
Aryadi juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan teknologi pemasaran untuk memperluas jaringan dan penjualan.
“Marketing saat ini tidak bisa hanya mengandalkan cara tradisional. Teknologi pemasaran harus dikuasai,” tambahnya.
Pelatihan ini diharapkan dapat membantu peserta memahami dan menerapkan alat serta teknik peningkatan produktivitas, sehingga mampu menyerap tenaga kerja dan menekan angka pengangguran di masyarakat sekitar.
“Bagaimana membuat sebuah produk usaha dengan pengeluaran yang kecil tapi hasilnya memuaskan agar untung, inilah yang dinamakan produktivitas,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama Sekretaris Desa Ganti, M. Anhar mengucapkan terima kasih kepada Disnakertrans Prov. NTB yang sudah memberikan pelatihan kepada masyarakat Desa Ganti, Desa Sengkerang dan Desa Mujur.
“Sebagai desa penopang KEK Mandalika, saya harap warga desa bisa berkreasi dan tidak menjadi penonton di daerah sendiri. Semoga pelatihan ini berguna untuk menambah pengetahuan dan diimplementasikan dalam menghasilkan produk unggulan,” ujar Anhar.