GERAKAN DIVERSIFIKASI DAN EXPOSE UMKM PANGAN LOKAL TAHUN 2020
Mataram – Kadisnakertrans Provinsi Nusa Tenggara Barat ikut serta mendorong upaya mengembangkan potensi sumber pangan lokal, dan mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir, bahwa beras/nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat, karena masih banyak sumber pangan lokal seperti umbian, sukun, jagung, sagu dan lainnya yang nilai gizinya setara dengan beras.
“Berdasarkan data pola konsumsi menunjukkan bahwa beras atau nasi masih mendominasi porsi menu konsumsi masyarakat hingga 60%, idealnya maksimal 50% agar masyarakat dapat hidup lebih sehat, aktif, dan produktif,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB yang juga turut menghadiri acara gerakan diversifikasi dan expose UMKM pangan lokal tahun 2020 di Bumi Perkemahan Jakamandala Mataram yang diselenggarakan oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Rabu 19 Agustus 2020.
Kadisnakertrans mengharapkan seluruh masyarakat bisa mengembangkan potensi sumber pangan lokal, khususnya peningkatan produksi bahan pangan dari sumber protein hewani, sayuran, dan buah untuk mengembangkan produk lokal ke arah industrialisasi sehingga penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat lokal terbuka luas.
Wismaningsih mengingatkan bahwa untuk memenuhi kecukupan pangan dan gizi harus didukung dengan peningkatan produksi dengan berbagai upaya seperti inovasi teknologi, pendampingan, penyediaan modal usaha, dan akses pasar. Dalam proses produksi industri rumahan maupun UMKM untuk peningkatan potensi sumber pangan lokal ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak mulai dari proses tanam,produksi pengolahan,pengemasan dan pemasaran.
Menurutnya, dukungan penanganan masalah pangan dan gizi, tidak hanya oleh dinas yang menangani pangan dan kesehatan, tapi juga melibatkan mitra kerja dinas baik pemerintah, swasta bahkan lembaga masyarakat untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi menuju NTB Gemilang.
Pemerintah Daerah terus mengembangkan potensi sumber pangan lokal, dan mengajak masyarakat agar mengubah pola pikir, bahwa beras/nasi bukan satu-satunya sumber karbohidrat, karena masih banyak sumber pangan lokal seperti umbian, sukun, jagung, sagu dan lainnya yang nilai gizinya setara dengan beras.