Kader Produktivitas harus bisa jadi role model Inovasi & daya saing tenaga kerja.
Dalam rangka meningkatkan daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi, S.Sos, MH., membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kader Peningkatan Produktivitas yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Kemnaker RI. Kegiatan ini diikuti 72 orang peserta yang terdiri dari unsur pemerintah, dunia industri, dunia usaha, unsur pemerintah, dunia usaha dunia industri, akademisi dan masyarakat, berlangsung selama 3 hari (18-20 September 2024) di Aston Inn Mataram.
“Kita tidak bisa hanya mengandalkan jumlah tenaga kerja yang banyak, namun juga harus fokus pada kualitas dan produktivitas tenaga kerja itu sendiri. Karena peningkatan produktivitas adalah kunci untuk bersaing di era globalisasi dan digitalisasi saat ini,” ujar Aryadi saat membuka kegiatan tersebut di Aston Inn, Rabu, (18/09/2024).
Aryadi menyampaikan bahwa perkembangan sektor pariwisata di NTB, khususnya pasca gempa tahun 2018 dan pandemi COVID-19, memberikan tantangan baru bagi industri pariwisata dan seluruh pelaku yang terlibat di dalamnya. Seiring dengan berakhirnya pandemi Covid-19, aktivitas pariwisata NTB menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Hal ini tercermin dari jumlah wisatawan domestik dan mancanegara yang terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk memastikan bahwa SDM di sektor ini siap menghadapi dinamika dan tuntutan pasar global.
“Kami baru saja dari Sirkuit Mandalika untuk memberikan perlindungan sosial ketenagakerjaan bagi 2.500 volunteer yang akan mendukung penyelenggaraan MotoGP 27-29 September 2024 nanti,” ungkapnya memberikan contoh nyata persiapan yang dilakukan oleh Disnakertrans NTB menjelang MotoGP 2024 di Sirkuit Mandalika.
Aryadi menjelaskan jika di event pertama MotoGP volunteer NTB, tenaga marshal dan pendumung keamanan sebagian masih di datangkan dari luar daerah tapi pada event ke tiga sudah mempekerjakan 100% pekerja lokal NTB. Bahkan Marshal lokal NTB ada yang dipekerjakan di Malaysia, ini suatu pencapaian yang bagus.
Karena itu ia berharap agar Kegiatan Bimtek Kader yang bertujuan untuk membekali para peserta dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam meningkatkan produktivitas di tempat kerja bisa menjadi motor penggerak peningkatan daya saing tenaga kerja dan industri.
“Para kader yang mengikuti Bimtek ini adalah ujung tombak dalam upaya kita untuk menciptakan tenaga kerja yang kompeten dan produktif. Tugas mereka nantinya bukan hanya meningkatkan produktivitas diri sendiri, tetapi juga menjadi role model di lingkungan kerja dan komunitas mereka,” kata Aryadi.
Aryadi juga menyinggung pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan pekerja dalam upaya meningkatkan produktivitas.
“Kerja sama yang baik antara ketiga pihak ini sangat diperlukan agar produktivitas tenaga kerja dapat meningkat secara signifikan. Pemerintah berperan sebagai fasilitator, perusahaan sebagai pelaksana, dan pekerja sebagai aktor utama dalam produktivitas,” jelasnya.
Lebih lanjut menurutnya, produktivitas akan terwujud jika lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi dan dunia industri bersama-sama bisa memberi ruang bagi terwujudnya sumber daya manusia atau tenaga kerja yang kreatif dan inovatif.
“Perusahaan harus mendorong pekerjanya mengembangkan inovasi, sehingga pola kerja atau aturan otonom perusahaan yang menghambat kreativitas dan inovasi harus ditinggalkan. Sebaliknya pimpinan harus bisa menjadi role model atau inspirasi bagi lingkungannya dalam melaksanakan praktek baik bagi kemajuan bersama,” terang Aryadi.
Karena itu pendekatan pelatihan dan manajemen dunia usaha, kata mantan irbansus ini harus terus diselaraskan dan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan dunia kerja, yang mampu mendorong lahirnya kreativitas dan inovasi bagi peningkatan produktivitas.
Aryadi menyebutkan data dari BPS, bahwa jumlah angkatan kerja di NTB mencapai 3,01 juta jiwa dengan pertumbuhan angkatan kerja baru sekitar 160-200 ribu orang tiap tahunnya. Itu sebabnya dalam 3 tahun terakhir, Disnakertrans Provinsi NTB telah meluncurkan inovasi program PePaDu Plus.
Lahirnya program inovasi ini karena ingin memaksimalkan kerjasama dan kolaborasi dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DuDi) dan seluruh stakeholders, sehingga ada link and match antara kompetensi SDM yang dilatih melalui Lembaga Pendidikan Vokasi dengan trend kebutuhan DuDi.
“PePaDu plus adalah akronim dari Pelatihan Plus Pemberdayaan Tenaga Kerja Terpadu dimana calon pekerja tidak hanya diberi pelatihan sesuai dengan permintaan industri, tetapi juga langsung praktek di dunja industri sehingga ketika selesai pelatihan bisa langsung terserap. Bagi yang tidak terserap, maka akan diberikan bimbingan manajemen usaha dan bantuan peralatan agar bisa menjadi wirausaha,” paparnya.
Aryadi mengungkapkan pada tahun pertama implementasi program PePaDu Plus ini, ia tidak memberikan izin pelatihan pada BLK/LPK jika tidak bekerjasama dengan DuDi. Karena tahun 2021 kita banyak melakukan pelatihan, bahkan mencapai 20ribu per tahun. Tapi faktanya setelah selesai pelatihan banyak yang menganggur. Karena dalam proses perencanaan pelatihan, maupun pelaksanaan dan pemberdayaannya tidak melibatkan DuDi.
“Karena itu pelatihan harus melibatkan DuDi mulai dari proses perencanaan sampai pemberdayaan dan evaluasinya,” tegas Aryadi.
Program inovasi ini juga sejalan dengan Perpres No. 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang mengatur bagaimana pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi diintegrasikan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
Ia juga menjelaskan bahwa Disnakertrans Provinsi NTB terus mendorong LPK/S, BLK, dan Lembaga Pendidikan Vokasi untuk berkolaborasi memperluas Skill SDM dengan DuDi. Aryadi menginfokan jika 3 tahun terakhir pihak Disnakertrans NTB sudah menjalin kerjasama dengan lembaga pendidikan vokasi seperti Unram, UIN dan Poltekes serta membina bursa kerja khusus (BKK) di SMK.
Aryadi juga mengingatkan bahwa partisipasi dunia usaha sangat penting dalam mendukung program pelatihan vokasi serta terus meningkatkan dan memperluas implementasi Pepadu Plus secara berjelanjutan.
Pada Perpres Nomor 57 Tahun 2023 disebutkan kewajiban pemberi kerja atau perusahaan untuk memberikan informasi lowongan pekerjaan sistem terpadu yang dikelola oleh pemerintah (WLKP Online), guna mendukung upaya peningkatan produktivitas tenaga kerja dan memfasilitasi penyerapan tenaga kerja yang lebih efektif.
Aryadi juga menyebutkan, berkat PePADU Plus ini, Disnakertrans NTB memperoleh berbagai penghargaan dalam tiga tahun terakhir ini, di antaranya: PePaDu Plus menjadi Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Terpuji Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP), Provinsi NTB adalah daerah dengan tingkat pengangguran terbuka terendah nomor 4 di Indonesia, Satgas Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Terbaik se-Indonesia, Disnakertrans NTB mendapat peringkat I untuk Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran (IKPA), Disnakertrans NTB mendapat peringkat nomor 6 IPK Skala Besar dalam bidang urusan pemerintahan dan terbaru adalah Disnakertrans NTB menerima penganugerahan Paritrana Award Tahun 2024 oleh wakil Presiden RI Ma’ruf Amin dalam mendukung implementasi jaminan sosial ketenagakerjaan.
Sementara itu, Direktur Bina Peningkatan Peoduktivitas, Decky Haedar Ulum, S.E, M.Kes, dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kadisnakertrans NTB, mengungkapkan bahwa Pelatihan Kader peningkatan produktivitas diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran (awareness) bagi seluruh elemen dalam menjalankan kehidupan yang lebih produktif. Sehingga para kader peningkatan produktivitas mampu menjalankan tugas dan fungsinya agar produktivitas dan daya saing bangsa dan negara dapat meningkat secara signifikan.
“Filosofi produktivitas dengan mottonya ‘Today better than Yesterday and Tomorrow Better than Today’. Yakni Hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini, menjadi sebuah sikap mental yang harus melekat dalam hati dan pikiran seseorang agar tindakan yang dilakukan selaras dengan konsep peningkatan produktivitas,” tutupnya.