Pemprov dukung Program Wash4Work di Perusahan Untuk Percepat Pencapaian STBM

Pemerintah Provinsi NTB mengapresiasi dan mendukung sepenuhnya program Wash4Work dengan meningkatkan akses air, sanitasi dan kebersihan (WASH) di tempat kerja, di lingkungan tempat tinggal pekerja, dan di seluruh rantai usaha.
Program ini sejalan dengan visi misi dan komitmen Gubernur/Wakil Gubernur NTB, Dr.Zul -Umi Rohmi untuk mewujudkan “NTB Sehat Cerdas” melalui pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
“Wash4Work ini berkaitan dengan program pemerintah NTB tentang Gerakan Buang Air Besar Sembarangan Menuju Nol (BASNO). BASNO merupakan kebijakan Pemerintah Daerah untuk mewujudkan perubahan perilaku yang higienis dan saniter di masyarakat dengan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM),” ujar Gde saat membuka Bimbingan Teknis Pengujian Wash For Work Bagi Pengawas Ketenagakerjaan dan Perusahaan di Nusa Tenggara Barat di Same Hotel, Selasa (21/06/2022).
Program Wash4Work merupakan program kolaborasi UNICEF dengan YKMI, Kementrian Ketenagakerjaan, BAPPEDA, dan Dinas Kesehatan Provinsi NTB yang didasari atas pentingnya budaya mencuci tangan untuk mengurangi potensi penyakit menular di tempat kerja. Baik di perusahaan, pabrik maupun toko menjadi tempat berkumpulnya banyak orang dalam jarak yang berdekatan. Untuk itu akses ke fasilitas air, sanitasi dan cuci tangan di tempat kerja perlu disediakan dan mudah diakses oleh semua pekerja.
Menurut Kadisnaker, di NTB saat ini tinggal 4 Kabupaten/Kota lagi yang belum mencanangkan atau belum berhasil mencapai target STBM. Ia berharap dengan adanya kegiatan seperti ini akan saling mendukung program BASNO untuk terciptanya sanitasi dan kebersihan di NTB.
Menurut mantan Kadiskominfotik Provinsi NTB ini, Wash4Work merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bagaimana menciptakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Lingkungan Kerja. Program atau kegiatan pembinaan pengawasan dan koordinasi terkait mewujudkan K3 di perusahaan harus terus ditingkatkan.
“Mindset pengawasan itu adalah pendampingan dan assessment, bukan melakukan audit. Pengawasan ketenagakerjaan harus banyak belajar tentang kebutuhan trend industri ke depan, kebutuhan K3, kebutuhan sanitasi, dan sebagainya ” tegas Gde.
Air merupakan bagian yang terpenting. Mewujudkan sanitasi tanpa didukung kesejahteraan air dan komitmen seluruh pihak terkait untuk mewujudkan lingkungan kerja yang sehat akan menjadi sulit.
Akses air bersih dan K3 merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari produktivitas. Pegawai atau karyawan akan produktif apabila mereka merasa nyaman dalam bekerja di perusahaan. Untuk menciptakan kenyamanan hubungan kemitraan yang baik antara perusahaan dan karyawan, maka berbagai instrumen perlu dilengkapi. Termasuk dengan kenyamanan, kesehatan, tata kelola dan fasilitas yang mendukung K3 terpenuhi sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan.
Tidak kurang dari 50 perusahaan mengikuti kegiatan ini. Harapannya, perusahaan terus menjaga komitmennya dalam meningkatkan K3 di perusahaan.
“Perusahaan dan seluruh pihak terkait harus terus melakukan upgrade kapasitas sehingga membantu meningkatkan produktivitas yang memberikan dampak terciptanya perusahaan yang maju dan pada akhirnya mewujudkan NTB yang gemilang,” tutup Gde.
Sementara itu, Perwakilan UNICEF Wilayah NTB dan NTT Rostia La Ode Pado memaparkan salah satu tugas UNICEF adalah menjamin hak-hak anak terpenuhi, termasuk diantaranya hak mendapatkan akses air bersih, sanitasi yang aman terhadap anak dan promosi kesehatan. Oleh karena itu, UNICEF bersama Pemprov. NTB mendukung percepatan pencapaian program Buang Air Sembarang Nol (BASNO) dan implementasi sanitasi aman di masyarakat sekolah dan puskesmas.
Terkait kampanye Wash For Work pada perusahaan, tidak hanya ditujukan untuk para pekerja di perusahaan tersebut, tetapi juga mencakup keluarga pekerja.
“Kita harus memastikan terpenuhinya ketersediaan air, sanitasi, hygiene di rumah-rumah mereka,” ujarnya.
Menurut Rostia, pencapaian program Wash For Work dapat meningkatkan produktivitas tidak hanya bagi pekerja tetapi juga berdampak pada perusahaan.
“Ini adalah satu bentuk kontribusi perusahaan terhadap pencapaian ketersediaan air bersih dan sanitasi di Provinsi NTB,” kata Rostia.