Skill & Etos Kerja menjadi kunci keberhasilan memasuki dunia kerja.
Kadisnakertrans Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi membuka Diklat Keterampilan Bagi Pencari Kerja Berdasarkan Klaster Kompetensi Sub. Kejuruan Room Attendant & Desainer Grafis Muda yang diselenggarakan di Aula BLKDLN, Kamis (02/11/2023).
Perekrutan peserta pelatihan ini dilakukan secara terbuka melalui sistem online dengan jumlah pendaftar sebanyak 100 orang dan yang diterima sebanyak 32 orang, dengan rincian 16 orang mengikuti pelatihan Room Attendant dan 16 orang mengikuti pelatihan Desainer Grafis Muda. Pelatihan Room Attendant akan dilaksanakan selama 28 hari dan Desainer Grafis Muda selama 33 hari.
Dalam sambutannya, Kadisnakertrans Provinsi NTB I Gede Putu Aryadi, S.Sos, MH mengungkapkan bahwa anggaran pelatihan ini berasal dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Karena itu, peserta yang diterima berasal dari lokasi DBHCHT, yaitu Lombok Tengah, Lombok Utara, Lombok Timur, Sumbawa, Bima dan Dompu.
“Anggaran yang digunakan untuk pelatihan ini adalah hasil jerih payah para petani, buruh tani dan pekerja disektor industri tembakau. Karenanya, anggaran DBHCHT kita kembalikan ke masyarakat dengan maksud untuk meningkatkan kompetensi anak-anak dan keluarga petani tembakau,” ujar Aryadi.
Aryadi menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi di NTB saat ini cukup bagus, dengan sektor yang paling berkembang adalah sektor pendukung pariwisata dan industri pengolahan serta perdagangan. Sektor pariwisata menciptakan banyak industri turunan, diantaranya industri transportasi, pemasaran, kebutuhan hotel, kuliner, event, fashion, dsb.
“Jika ingin NTB maju, maka SDM kita perlu disiapkan dengan baik, khususnya dari sisi kompetensi/ skillnya untuk siap bekerja maupun berwira usaha agar warga lokal dapat mengisi sektor-sektor tersebut,” ucap Aryadi.
Meski begitu Aryadi mengimbau pencari kerja (pencaker) khususnya peserta pelatihan agar jangan melihat peluang kerja sebatas menjadi pekerja atau pegawai saja, tetapi juga pertimbangkan untuk menjadi pekerja mandiri atau pengusaha.
Menurutnya sangat penting untuk membangun mindset masyarakat bahwa pekerjaan yang lebih menjanjikan adalah pekerja mandiri atau swasta. Karena pemerintahan tidak bisa berjalan dengan baik jika sektor swasta lemah. Negara akan goyah jika tidak mampu membangun sektor swasta dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi bagi kesejahteraan bangsa dan penyiapan lapangan kerja.
“Peluang kerja itu ada dimana-mana. Ada di dalam maupun luar negeri. Tidak hanya bekerja sebagai karyawan atau pekerja tapi juga bisa bekerja sebagai pengusaha yang bisa menciptakan lapangan kerja bagi warga di sekitarnya,” tutur Aryadi.
Untuk dapat mengambil peluang kerja di dalam negeri, maka harus memiliki kompetensi yang terampil. Sedangkan, jika ingin mengambil peluang kerja di luar negeri, maka selain skill juga harus menguasai bahasa asing negeri tersebut.
“Agar dapat bersaing di dunia kerja, maka 2 hal menjadi kunci utama. Pertama kompetensi atau talent. Orang yang punya talenta baik akan mudah mencapai sukses dalam karirnya.
Kedua adalah etos kerja. Etos kerja menyangkut disiplin, kemampuan kerja sama, etika kerja, dan moral. Meskipun punya skill tetapi tidak punya etos kerja akan sulit bersaing di dunia kerja,” kata Aryadi.
Oleh karena itu, Ia berharap para peserta yang mengikuti pelatihan ini tidak hanya mengasah kemampuan/skillnya, tetapi juga mengembangkan etos kerja dengan disiplin mengikuti pelatihan sampai akhir dan belajar untuk menjadi individu yang selalu berinovasi.
“Kekuatan ini yang nantinya dapat mendorong generasi muda untuk menjadi orang sukses dan hidup penuh keberkahan. Jika kita tidak sungguh menerapkan itu, maka akan sulit untuk meraih cita-cita,” tutur Aryadi.
Karena pelatihan ini didanai dari hasil jerih payah petani tembakau, Ia berharap para peserta tidak menyia-nyiakan pengorbanan para petani tembakau, yaitu bersungguh-sungguh mengikuti pelatihan.
“Carilah ilmu dan skill untuk mendatangkan keberkahan tidak hanya bagi diri sendiri, tetapi juga warga sekitar,” tutup Aryadi.