Penguatan TKM & UMKM Jadi strategi efektive atasi kemiskinan & pengangguran
Dalam rangka mendorong Tenaga Kerja Mandiri (TKM) Pemula agar mampu mengembangkan usahanya sehingga tercipta penyerapan tenaga kerja yang lebih luas, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi, S.Sos, M.H., hadir untuk membuka kegiatan Peningkatan Jejaring Kapasitas TKM Pemula Tahun 2024 sekaligus menjadi Narasumber pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Perluasan Kesempatan Kerja (BPKK) Kendari, di Hotel Lombok Plaza, Rabu (07/08/2024).
Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari dari tanggal 7-9 Agustus 2024 ini diikuti oleh 62 orang dengan 61 orang TKM dan 1 orang TKS (Tenaga Kerja Sukarela) yang berasal dari Kabupaten/Kota di NTB dan telah diseleksi oleh BPKK Kendari.
Kadisnakertrans Provinsi NTB, I Gede Putu Aryadi dalam sambutan pembukaannya menjelaskan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) atau dikenal juga dengan Tenaga Kerja Mandiri (TKM) adalah salah satu strategi pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan, mengurangi jumlah pengangguran dengan meningkatkan produktivitas masyarakat terutama kalangan menengah ke bawah.
Aryadi menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam mendukung perkembangan TKM Pemula di NTB, mengingat sektor informal di NTB yang jauh lebih besar dibandingkan sektor formal.
“Jumlah tenaga kerja di sektor informal di NTB sekitar 1,8 juta, sementara yang di sektor formal hanya sekitar 700 ribu. Jika tidak diarahkan dengan baik, hal ini bisa menjadi masalah karena pengangguran bisa bertambah,” ujar Aryadi.
Aryadi juga menekankan bahwa setiap tahun terdapat penambahan angkatan kerja baru sebanyak 160-200 ribu orang. Meskipun NTB ini adalah destinasi wisata nasional dan di Pulau Sumbawa ada sektor tambang, tapi tidak semua tenaga kerja daerah memiliki keterampilan di bidang ini.
“Jika tidak diantisipasi dengan inovasi, khawatirnya kita tidak akan mendapatkan bonus demografi seperti yang kita harapkan, melainkan bonus masalah. Karena itu kita harus memberikan akses dan menyiapkan SDM agar bisa bekerja baik di sektor formal maupun informal,” tambahnya.
Untuk itu harus ada inovasi, harus ada upaya dari pemerintah dan seluruh pihak terkait. Bagaimana caranya bukan hanya untuk mengisi kesempatan kerja dalam daerah ini, tapi juga harus menyiapkan tenaga kerja agar mampu bersaing di pasar kerja nasional dan daerah lain serta mengisi kesempatan kerja di luar negeri.
Terkait kesempatan kerja di luar negeri, NTB merupakan daerah ke-4 pengirim PMI terbanyak ke 108 negara. PMI yang bekerja di luar negeri itu tentu memiliki modal (gaji) dan pengalaman di luar negeri. Dengan modal uang (gaji) yang dikirim ke kampung halamannya maupun dari pengalaman dan jaringan yang diperoleh di luar negeri, itu sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi usaha mandiri di daerah. Karena itu Aryadi menyoroti pentingnya pendampingan pelatihan wirausaha bagi para keluarga PMI dan PMI Purna.
“PMI purna ini butuh pendampingan dengan keterampilan dan latihan untuk skill wirausaha serta pelatihan manajemen usaha. Remitan yang besar harus diarahkan untuk kegiatan produktif agar mereka tidak kembali menjadi PMI,” jelas Aryadi.
Lebih lanjut dalam sesi materi, Aryadi mengungkapkan bahwa saat ini NTB menjadi tujuan berbagai proyek strategis nasional. Di Pulau Lombok, proyek strategis nasional ada KEK Mandalika dengan sektor pariwisata menjadi core bisnis utama sementara di Pulau Sumbawa ada di sektor tambang.
“Keberadaan proyek strategis nasional ini tentunya akan dapat mendorong terciptanya berbagai industri turunan, dimana kita harus mampu mengambil peluang untuk mengisi industri-industri turunan tersebut,” ucap Aryadi.
Contohnya transportasi, kuliner, tata hias, barista, dsb. Sehingga masyarakat daerah harus bisa menciptakan produk yang bisa mendukung dan mensuplai kebutuhan pendukung industri tersebut sepenuhnya.
“Karena itu wirausaha atau TKM ini perlu dibina sehingga diharapkan dapat menghidupkan sektor ini menjadi sektor andalan yang mampu memberi kesejahteraan,” ujar Aryadi.
Ia menyampaikan Disnakertrans terus mendorong peningkatan jumlah TKM. TKM yang ada di NTB kebanyakan bergerak di sektor industri pengolahan. Dengan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dapat meningkatkan nilai jual barang. Nilai jual yang lebih tinggi akan memberikan pengaruh positif pada nilai beli, jadi petani juga lebih untung.
“Ketika ada MotoGP contohnya, itu diperlukan suvenir khas NTB. Hotel-hotel di Mandalika banyak membutuhkan suplai kopi, kuliner, dsb. Ini harusnya bisa diakomodir oleh UMKM jika produknya memenuhi standar yang sesuai,” tuturnya.
Karena itu TKM atau UMKM ini perlu dilatih, agar memiliki kemampuan untuk membaca trend agar dapat membuat produk yang dibutuhkan, mengemas dengan branding yang baik, dan memasarkan sesuai dengan target pasar.
Aryadi menjelaskan dalam membangun usaha sendiri harus memenuhi beberapa persyaratan, antara lain skill atau kompetensi kerja, didukung komitmen atau spirit bisnis untuk sukses serta modal dan jaringan pemasaran. Modal di sini bisa berupa modal finansial dan modal teknologi. Usaha yang dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan pasar ke depan dan sesuai dengan skill yang dimiliki.
“Jangan membangun usaha yang tidak sesuai dengan skill karena akan menghasilkan produk yang tidak berkualitas. Jangan membangun usaha yang tidak sesuai kebutuhan pasar karena akan sulit dipasarkan,” saran Mantan Kadiskominfotik ini.
Ia mengajak para pengusaha dan TKM untuk terus mengupgrade diri dan melengkapi tentang manajemen usaha. Sebab menurutnya, tanpa bekal ilmu manajemen usaha, maka perusahaan akan sulit bersaing.
“Kami berharap bahwa para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya, belajar dari para ahli, dan menerapkan ilmu yang didapat untuk mengembangkan usaha mereka. Dengan demikian, mereka tidak hanya meningkatkan kesejahteraan diri sendiri, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan angka pengangguran di NTB,” kata Aryadi.
Terakhir, Aryadi mengapresiasi Balai Besar Pengembangan Kesempatan Kerja Kendari yang telah mengadakan kegiatan ini dan berharap adanya koordinasi yang lebih intens dengan pemerintah daerah. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan di masa mendatang.
“Kami sangat mengapresiasi upaya BPKK Kendari dalam mengadakan kegiatan ini dan berharap sinergi ini dapat terus berlanjut. Kami juga berkomitmen untuk terus mendukung program-program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas tenaga kerja di NTB,” tutupnya.